Senin, 18 Mei 2009

Jalukap tanaman herba seribu guna

-->
Terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Jalukap merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan
penutup tanah. Sering dijumpai di daerah lembab dan tumbuh diantara rerumputan. Tumbuh merambat dengan geragih (stolon) yang merayap dengan panjang 10 cm - 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, pangkal daunnya lebar bertangkai panjang sekitar 5 cm - 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm - 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut dan tidak mempunyai batang, namun mempunyai rhizoma (rimpang pendek). Bunganya kecil berwarna pink tua. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 - 2,5 mm, baunya wangi, rasanya pedas dan pahit.
Menurut tetangga dan anggota keluarga saya tanaman ini digunakan sebagai obat batuk, obat jerawat, obat tidur atau penenang. Pemakaiannya untuk obat jerawat tanaman ini digerus dan dicampurkan dengan pupur basah. Sebagai obat penenang tanaman di tumbuk dana diambil ekstraknya untuk diminum dan untuk penggunaan obat batuk tetangga saya hanya meminum air seduhan tanaman ini.
Tanaman ini mempunyai fungsi untuk membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid) (Arisandi et all, 2005).
Jalukap yang dikenal dengan sebutan Centella Herba memiliki kandungan asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Asiatosida berfungsi meningkatkan perbaikan dan penguatan sel-sel kulit, menstimulasi pertumbuhan rambut dan jaringan ikat. Dosis tinggi dari glikosida saponin akan menghasilkan efek pereda rasa nyeri. Dikatakan juga, saponin yang terkandung dalam tanaman ini mempunyai manfaat mempengaruhi collagen (tahap pertama dalam perbaikan jaringan), misalnya dalam menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan, sedangkan zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit (Anonim 1, 2009).
Ekstrak jalukap dapat menghambat pertumbuhan bakteri enterik, seperti Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, dan Salmonella typhi. Secara in vitro, infus dan ekstrak alkohol daun jalukap mempunyai daya antimikroba, khususnya terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Dalam bentuk ekstrak alkohol, harga kadar hambat minimum (KHM) atau kadar bunuh minimum (KBM) terhadap kedua jenis bakteri tersebut lebih besar dibandingkan dalam bentuk infus. Daya anti bakteri daun jalukap terhadap S. Aureus lebih besar dibandingkan terhadap E. coli. Daya antimikotik terhadap Candida albicans tidak nyata (Anonim 2, 2009).
Bagian yang dipakai sebagai bahan pengobatan adalah seluruh bagian herba.Untuk obat yang diminum, cuci 30-60g herba segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa menjadi 1 gelas. Cara lain, giling herba sampai halus, lalu peras dan air perasannya diminum. Bisa juga, seduh 1-2g bubuk kering dengan air panas. Setelah dingin minum sekaligus. Untuk mengobati keracunan, jus 500-1.500 g herba jalukap segar, lalu minum sekaligus. Untuk Pemakaian luar, giling herba segar sampai halus, lalu tempelkan ke tempat yang sakit, seperti pada bisul, luka bakar, luka bernanah, tuberkulosis (TBC) kulit, herpes zoster, eksim, dan gigitan ular. Cara lain, rebus herba segar dan gunakan air rebusannya sebagai obat kumur pada sariawan atau mencuci luka berdarah dan bernanah. Ekstrak minyaknya dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut. Kebanyakan jalukap dikonsumsi segar untuk lalapan, tetapi ada yang dikeringkan untuk dijadikan teh, diambil ekstraknya, Jalukap juga telah diproduksi dalam bentuk tablet dengan nama gotu cola. (Arisandi et all, 2005).
Untuk pengobatan bisul, jalukap direbus sebanyak 30 - 60 gr dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Pemakaian luar dengan menempelkan gilingin jalukap pada bisul lalu di balut dengan kain perban yang harus diganti 2-3 kali sehari. Untuk pengobatan kencing darah, mimisan, dan muntah darah digunakan jalukap, urang aring dan akar alang-alang, masing-masing 30 g direbus dengan 3 gelas air sisakan 1 gelas. Dinginkan dan minum hasil saringannya sekaligus. Lakukan 3 kali sehari. Untuk pengobatan lepra, rebus 30-60g pegagan segar dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas. Sedangkan pada kasus keputihan cuci 15-30g herba pegagan segar sampai bersih. Tambahkan 3 gelas air, lalu rebus sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.