Minggu, 26 Agustus 2018

Jumadil awal 1411

Sebenarnya isi dari postingan kali ini tidak ada hubungannnya langsung dengan judul. Untuk menghidupkan kembali blog yang telah lama tidak dijamah. Kita kembalikan dulu bahwa blog ini dibuat untuk personal gunanya mengingatkan diri tentang moment moment yang berkesan.

Jumadil awal 1411 adalah bulan arab (Hijriyah) saya dilahirkan ke dunia. Jadi bayi yang menangis saat baru saja terlahirkan, Saya lahir hari senin   +/- jam 09.00 pagi di gambut di rumah nining (panggilan nenek untuk sebagian besar suku banjar hulu sungai) namun di KTP, dituliskan di Banjarmasin. Nining meninggal saat saya masih umuran TK kalo tidak salah (saya lupa persisnya soalnya masih kecil). Saat itu saya bertanya "Orang yang meninggal dunia kemana?". Merinding ya, kalo diingat-ingat mengapa dulu saya bertanya hal itu. Seingat saya (maafkan jika salah) pertanyaan itu disambut tawa oleh orang-orang disekitar saya, dan dijawab "kada di dunia lagi" (dalam bahasa indonesia; tidak di dunia lagi). Saat menulis ini tiba-tiba saya teringat wajah nining dan suasana di gambut. :)
Saya digambut cuma numpang dilahirkan selebihnya saya hidup di kota Banjarmasin. Sesekali saat hari raya idul fitri saya dibawa oleh orangtua untuk bermalam di gambut. Suasana Idul fitri digambut seingat saya, saya mandi di subuh hari, kemudian pergi kemasjid yang jaraknya kurang lebih 250 meter dari rumah. Di masjid tersebut ada tandon air besar berwarna biru terbuat dari tembikar. Agak siangan saya diajak ketempat sanak famili yang ada disana. Suguhan yang dominan adalah tapai yaitu ketan putih berwarna hijau pandan panganan khas banjar yang berasal dr kab. hulu sungai. Bagi saya tapai terlalu manis jadinya saya hanya icip icip saja. Yang paling teringat adalah mie instan merk Fajar. hahaha... Saya jarang sekali dibolehkan makan mie instan, pas idul fitri adalah moment pengecualian. hihihi... Di gambut saya juga ingat tentang pohon mangga kampung yang ditanam oleh nining di belakang rumah. Jikalau lagi berbuah, buahnya akan sampai ke rumah kami di banjarmasin, rasanya manis manis asam. Juga ada pohon jambu agung. Terus ada pohon bunga tanjung yang baunya harum sekali, jadi setiap pagi saya suka keluar rumah untuk sekedar mencium dan melihat bunga tanjung. Bunga tanjung ini di tanam oleh tetangga dan berada di halamannya. Baunyaa haruuuuum sekali. Setelah nining meninggal saya tidak pernah lagi bermalam di gambut, paling hanya berkunjung saja. Nining di makamkan di desa wasah hilir kandangan kab. hulu sungai selatan. Tiap idul fitri kami sering ziarah kesana.