Kamis, 30 April 2020

Haid di Bulan Ramadhan

Bismillahirrahmanirrahim.

Pertama, yang perlu diketahui haid ialah hal alami sunattullah dialami oleh perempuan yang sudah baligh. Manfaat haid sendiri ialah membersihkan/mengeluarkan sel telur matang yang tidak dibuahi beserta darah kotornya. Pada haid, dinding rahim yang semula di design untuk perkembangan sel telur mengalami peluruhan. Jika pada masa subur terjadi pembuahan sel telur oleh sperma maka normalnya dinding rahim akan senantiasa dipertahankan hingga mengalami kehamilan. Pada perempuan  baligh, haid umumnya rutin terjadi  setiap +/- 1 bln sekali (28-35 hari)*. Durasi haid pada orang berbeda-beda tapi pada umumnya terjadi selama satu minggu (6-7 hari)*. Biasanya pada hari-hari awal haid, darah haid yang keluar lebih deras dan cenderung lebih banyak ketimbang di hari-hari akhir haid. Hmm. Informasi dan konsultasi lengkap mengenai haid dan organ reproduksi bisa ditujukan pada yang ahli seperti bidan dan dokter kandungan (SpOg) terdekat. 

Yang menjadi problem adalah jika haid terjadi di bulan ramadhan. Di satu sisi perempuan menginginkan pahala sempurna bulan Ramadhan. Agama Islam sudah memberikan solusi yang sangat tepat untuk hal ini yaitu dengan membayar puasa ramadhan (qodho) di luar bulan ramadhan. Inilah indahnya agama Islam. Problem kedua mungkin ada beberapa perempuan  yang kadang-kadang karena terlalu berlebihan sampai-sampai sering sekali cek dan ricek apalagi di akhir-akhir periode haid. Nah, sangat penting sekali mengetahui kebiasaan durasi haid dan periode haid rutin diluar bulan ramadhan. Dengan mengetahui pola kebiasaan durasi dan periode haid di luar ramadhan dapat mengurangi kerepotan tersebut. Bagaimana cara mengetahuinya? Caranya mudah yaitu dengan mencatat periode dan durasi haid di luar ramadhan. Bisa dengan menandai kalender, ditandai hari pertama sampai hari terakhir haid. Alternatif lain yang lebih ringkas dengan menandai kalender di smartphone anda. Jika tidak mau repot juga bisa download saja aplikasi kalender haid. Aplikasi seperti cherry, kalender saya, dll. 

Data periode dan durasi haid berguna untuk menqodho puasa. Selain itu data ini juga berguna dalam menyusun rencana tilawah khatam Al-Qur'an di bulan Ramadhan. Selain itu juga untuk membedakan haid dengan darah istihadah.

Selamat mencoba.

*didapat dari data pribadi

Selasa, 14 April 2020

Sebelum Work Form Home

Bulan Februari kemarin saya dapat tugas dan berkesempatan mengunjungi kota Malang. Tugas ini saya dapatkan terpaksa karena cuma saya yang dapat melakukannya. Qadarullah, alla kulli hal saat itu rekan kerja saya ada yang mertuanya sedang ibadah umroh terus ia lagi recovery dari sakit, ada yang baru melahirkan, ada yang belum pengalaman. Perjalanan kali ini tanpa rencana panjang seperti tahun sebelumnya. Saya mengetahui jika seorang perempuan melakukan safar maka hendaklah ditemani oleh mahramnya sedangkan saya melakukan safar sendirian. Campur aduk rasanya. Galau jadinya.

Bertanyalah saya kepada seorang yang lebih mengetahui daripada saya via grup whatsapp, kira-kira bunyi pesannya seperti ini : "Nanya, gimana jika seorang perempuan melakukan perjalanan tanpa mahramnya?" dan "Bagaimana cara ngilangin khawatir berlebihan?" Kemudian dijawab dengan jelas "kalo ada ortu minta izin kepadanya, kalo ada suami minta izin kepadanya. Selebihnya hindari fitnah. Tenangkan hati, Ada Allah yang mengatur semua."
Sebelum saya bertanya kepada yang lebih tau, saya udah minta izin sama abah dan mama. Mereka tidak melarangnya. Berminggu-minggu saya memikirkan bagaimana cara menolak tugas ini. Mulai berkata jujur dan sebagainya. Dalam pemikiran saya bukankah masih ada pria yang mengerjakan tugas ini, mengapa wanita seperti saya. Opsi inipun saya terangkan namun atasan saya berdalih si pria tidak berpengalaman. Padahal saya juga ga berpengalaman-pengalaman banget.  Pertimbangan  atasan tetap jatuh di saya. Sebenarnya ada satu pria yang sangat berpengalaman, namun saat itu ia lagi recovery dari sakit/kecelakaan di tempat yang saya tuju ini dan qadarullah mertuanya lagi umroh jadi tidak ada yang menemani istrinya. 

Hari keberangkatan tiba. Beberapa hal penting saat bepergian sudah disiapkan. Travel penjemputan sudah dihubungi. Hati ini pasrah, namun ada satu kekhawatiran lagi yaitu tata cara sholat qashar dan jamak beserta niat dan pernak-perniknya. Keberangkatan sore hari, mau tidak mau saya berangkat dengan memakai jasa gocar untuk ke airport. Alla kulli hal. Waktu Ashar masuk saat perjalanan menuju airport, hingga terjadi perbincangan tentang jamak dan qashar. "Mbaknya kan ni mau pergi jauh, udah di jamak dan qasharkan sholat Asharnya beserta zuhurnya?" "Belum, Saya baru sholat zuhur dirumah." "Lho, bukannya dijamak dan diqashar dulu sholat Asharnya?" timpalnya.  "Katanya harus sudah melewati satu kecamatan dulu  baru boleh melakukan sholat jamak dan qashar" (hiks, rasa mau nangis soal ujiannya langsung muncul). Dari rumah saya udah ancang-ancang akan melakukan sholat Ashar di musholla airport sambil menunggu take off. 

Sampai di bandara Juanda, 

bersambung,