Selasa, 14 April 2020

Sebelum Work Form Home

Bulan Februari kemarin saya dapat tugas dan berkesempatan mengunjungi kota Malang. Tugas ini saya dapatkan terpaksa karena cuma saya yang dapat melakukannya. Qadarullah, alla kulli hal saat itu rekan kerja saya ada yang mertuanya sedang ibadah umroh terus ia lagi recovery dari sakit, ada yang baru melahirkan, ada yang belum pengalaman. Perjalanan kali ini tanpa rencana panjang seperti tahun sebelumnya. Saya mengetahui jika seorang perempuan melakukan safar maka hendaklah ditemani oleh mahramnya sedangkan saya melakukan safar sendirian. Campur aduk rasanya. Galau jadinya.

Bertanyalah saya kepada seorang yang lebih mengetahui daripada saya via grup whatsapp, kira-kira bunyi pesannya seperti ini : "Nanya, gimana jika seorang perempuan melakukan perjalanan tanpa mahramnya?" dan "Bagaimana cara ngilangin khawatir berlebihan?" Kemudian dijawab dengan jelas "kalo ada ortu minta izin kepadanya, kalo ada suami minta izin kepadanya. Selebihnya hindari fitnah. Tenangkan hati, Ada Allah yang mengatur semua."
Sebelum saya bertanya kepada yang lebih tau, saya udah minta izin sama abah dan mama. Mereka tidak melarangnya. Berminggu-minggu saya memikirkan bagaimana cara menolak tugas ini. Mulai berkata jujur dan sebagainya. Dalam pemikiran saya bukankah masih ada pria yang mengerjakan tugas ini, mengapa wanita seperti saya. Opsi inipun saya terangkan namun atasan saya berdalih si pria tidak berpengalaman. Padahal saya juga ga berpengalaman-pengalaman banget.  Pertimbangan  atasan tetap jatuh di saya. Sebenarnya ada satu pria yang sangat berpengalaman, namun saat itu ia lagi recovery dari sakit/kecelakaan di tempat yang saya tuju ini dan qadarullah mertuanya lagi umroh jadi tidak ada yang menemani istrinya. 

Hari keberangkatan tiba. Beberapa hal penting saat bepergian sudah disiapkan. Travel penjemputan sudah dihubungi. Hati ini pasrah, namun ada satu kekhawatiran lagi yaitu tata cara sholat qashar dan jamak beserta niat dan pernak-perniknya. Keberangkatan sore hari, mau tidak mau saya berangkat dengan memakai jasa gocar untuk ke airport. Alla kulli hal. Waktu Ashar masuk saat perjalanan menuju airport, hingga terjadi perbincangan tentang jamak dan qashar. "Mbaknya kan ni mau pergi jauh, udah di jamak dan qasharkan sholat Asharnya beserta zuhurnya?" "Belum, Saya baru sholat zuhur dirumah." "Lho, bukannya dijamak dan diqashar dulu sholat Asharnya?" timpalnya.  "Katanya harus sudah melewati satu kecamatan dulu  baru boleh melakukan sholat jamak dan qashar" (hiks, rasa mau nangis soal ujiannya langsung muncul). Dari rumah saya udah ancang-ancang akan melakukan sholat Ashar di musholla airport sambil menunggu take off. 

Sampai di bandara Juanda, 

bersambung,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar