Jumat, 19 Juni 2020

Sebelum Work From Home 2

Kisah sebelumnya,

Adzan ashar selesai berkumandang.....
Percakapan di dalam mobil menuju bandara Syamsuddin Noor:
Car driver ojek online : "Mbak sudah menjamak sholat ashar di rumah kan?"
Saya : "Belum, saya sholat dzuhur saja td sebelum berangkat."
Car driver ojek online : "Bukannya mbak mau perjalanan jauh, kan bisa dijamak dan qashar dulu sholatnya."
Saya : "Ya, saya mau perjalanan jauh. Saya pernah baca untuk melakukan jamak sholat itu minimal sudah melewati 1 kecamatan." (menjelaskan sambil mau nangis di dalam hati) 
Car driver ojek online : "Ooo... saya baru dengar"
Saya : diam aja.

Sekitar pukul 16.00 WITA sampailah saya di bandara Syamsuddin Noor, karena sudah melakukan web check in jd tinggal masukin koper saja. Setelah sholat, tak lama kemudian naik ke pesawat, terus tinggal landas. Di tengah perjalanan udara saya sempat GR sama Allah swt soalnya saya ngeliat orang arab kaya habib gitu pakai sorban mondar mandir. Saya kalo liat orang pake sorban gitu suka salfok, bawaanya kaya tenang aja. Kaya ada perasaan "Alhamdulillah, saya ketemu orang berilmu/ada orang berilmu dekat-dekat sini".

Bandara Juanda
Waktu sudah memasuki magrib saat sampai di Bandara Juanda. Rasa khawatir itu datang lagi namun tidak terlalu saya hiraukan. Bergegas saya mengikuti lorong bandara menuju pengambilan bagasi. Cukup lama menunggu, tiba-tiba orang arab pake sorban itu lewat lagi sama habib yang wajahnya familiar (saya lupa namanya). Terus saya dengan percaya dirinya melempar senyum ke habib. Dibalas senyum dong.. ajib.. Saya kembali fokus liatin koper lagi kan udah datang apa belum. Karena terlalu lama menunggu koper saya nengok ke belakang untuk melihat habib lagi. Pas saya nengok malah liat ada dokter yang mukanya familiar sedang ngobrol sama beliau. Tak lama kemudian disampingku ada seorang anak muda yang  ngambilkan koper habib. Dalam benak saya berkata "hmm.. ini anak muda takdzim sama habib". Dari dalam tas terasa getaran gawai, driver yang jemput nelpon buat  konfirmasi dan memberitahu dimana saya menunggu selanjutnya. Setelah mendapatkan koper, saya menuju tempat menunggu yang dimaksud. Cukup lama saya menunggu, ada beberapa kali driver taksi menawarkan jasanya saya tolak dengan halus. Sampai beberapa kali menawarkan, akhirnya saya jawab saja tujuan saya ke malang. Mungkin driver taksinya aneh saja meliat perempuan malam jum'at nunggu disana. Masih di kawasan bandara mata saya melihat masjid diseberang jalan, namun saya masih merasa tidak pasti dengan jemputan jadi  saya niatkan untuk menjamak takhir  sholat magrib di waktu isya pas sudah sampai hotel nanti.

bersambung...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar